Banyak Ibu
hamil memilih untuk berpuasa dalam waktu tertentu, terutama pada bulan ramadhan
yang sebentar lagi akan tiba. Pertanyaan ini seringkali keluar dari ibu-ibu
yang sedang hamil, “ Apakah saya boleh berpuasa? Apakah ada pengaruh puasa
terhadap kesehatan si kecil?” . Jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini sangat
bervariasi, namun semua tergantung dari kondisi kesehatan si ibu sendiri. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
mengetahui efek puasa terhadap kehamilan dan janin, namun hasil yang didapatkan
masih kurang memuaskan dan sungguh tergantung dari kondisi si ibu sendiri.
Apakah Efek dari Berpuasa Saat Hamil?
Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk melihat perbedaan berat lahir dari bayi yang dilahirkan oleh ibu yang berpuasa dan tidak , dan hasilnya tidak
didapatkan perbedaan yang signifikan antara bayi dari
ibu yang berpuasa, dan bayi dari ibu yang tidak berpuasa. Begitu juga dengan IQ bayi dan tidak menemukan perbedaan. Hal ini berlaku juga dengan sampel
darah dari ibu puasa dan menemukan bahwa tidak didapatkan perubahan yang dan cenderung untuk tidak membahayakan ibu atau bayinya.
Apakah saya boleh berpuasa saat hamil?
Tidak ada
jawaban yang pasti, namun semua tergantung dari kondisi ibu dan usia kehamilannya.
Bagi ibu
yang hamil pada trimester pertama (3 bulan pertama), yang sering mengalami mual dan muntah, tidak
dianjurkan untuk berpuasa, karena dikhawatirkan akan mengalami dehidrasi saat
berpuasa,
Anda diperbolehkan puasa saat
hamil jika:
- Anda merasa kuat dan cukup baik
- Kehamilan Anda berjalan dengan baik
- Usia kehamilan anda berada di trimester kedua ( sudah melawati 3 bulan pertama)
- Namun, jika Anda tidak merasa cukup kuat, hukum Islam memberikan izin jelas untuk tidak puasa. Anda sebaiknya berkonsultasidengan dokter dan mendapatkan pemeriksaan kesehatan umum sebelum memutuskan untuk berpuasa.
Apa yang perlu diperhatikan dalam
berpuasa saat hamil?
- Pastikan untuk mengkonsumsi berbagai makanan sehat dan banyak minum ketika Anda sahur dan berbuka puasa.
- Pastikan Anda mendapatkan banyak protein dari kacang-kacangan, kacang-kacangan dan dimasak daging dan telur. Protein diperlukan untuk membantu bayi Anda tumbuh dengan baik
- Pilih makanan yang melepaskan energi secara perlahan - seperti ikan, daging, telur, dan kacang-kacangan berbuka puasa.
- Hindari makanan manis yang akan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat (dan juga akan turun dengan cepat), dan ini dapat membuat Anda merasa lemas dan pusing.
- Minum banyak cairan. Anda bisa mengalami dehidrasi terutama ketika Ramadhan jatuh dalam cuaca yang sangat panas.
Apakah ada tanda-tanda peringatan yang perlu saya ketahui?
Segera batalkan puasa, dan hubungi
dokter jika:
- Anda merasa pusing, pingsan, lemah atau terlalu lelah. Istirahat selama setengah jam untuk melihat apakah Anda merasa lebih baik. Jika tidak ada perubahan, hubungi dokter Anda.
- Anda mulai merasa mual atau muntah.
- Ada perubahan nyata dalam gerakan bayi Anda. Jika Anda merasa bahwa bayi Anda tidak bergerak atau menendang banyak, sangat penting untuk periksa dokter.
- Anda menjadi sangat haus atau urin Anda menjadi berwarna gelap dan berbau tajam. Ini adalah tanda dehidrasi.
- Anda merasakan mules atau kontraksi, Ini bisa menjadi tanda persalinan prematur dan Anda harus segera ke dokter.
- Berat badan anda menurun selama puasa
- Anda merasa sakit kepala atau sakit lainnya, atau demam.
Satu hal yang perlu diingat, walaupun Anda tidak makan selama 14 jam
(lama rata-rata orang berpuasa), komposisi ASI tidak akan berubah
ataupun berkurang kualitasnya. Hal ini dikarenakan tubuh akan melakukan
“mekanisme kompensasi” dengan mengambil cadangan zat-zat gizi seperti
energi, lemak, protein,vitamin, dan mineral dari simpanan tubuh. Ketika
Anda berbuka, tubuh akan mengganti cadangan zat-zat yang diambil
tersebut sehingga tidak akan menyebabkan kekurangan gizi.
Komposisi ASI hanya akan berkurang jika Anda mengalami kekurangan gizi
berat. Menyebabkan tubuh tidak bisa mengambil cadangan zat gizi yang
bisa memenuhi kebutuhan produksi ASI secara lengkap.
Namun harus juga dipertimbangkan kembali untuk tidak berpuasa saat menyusui jika Anda
memiliki aktifitas tinggi dan harus tetap menyusui. Begitu pun jika
masih menyusui eksklusif (usia bayi kurang dari enam bulan). Pada masa
menyusui eksklusif, ASI menjadi satu-satunya asupan gizi bayi bayi. Pada
masa ini juga tubuh Anda bekerja giat untuk terus-menerus memproduksi
ASI dengan komposisi gizi yang lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar